Selasa, 16 Maret 2021

Penyuluh Keluarga Sakinah Ngaji Sakinah

Karanganyar, (17/03/2021)

Khidmat dan hangat. Dua kata itulah yang mungkin dapat mewakili pertemuan Penyuluh Agama Bidang Keluarga Sakinah hari ini. Ya, bertempat di Desa Lumpang Kecamatan Karanganyar tepatnya di Ponpes Al-Hikmah asuhan K. Abdul Qodir, Penyuluh Bid.KS KUA Karanganyar, acara yang dihelat 2 bulan sekali itu memang penuh dengan kajian yang bermanfaat namun dibalut dengan kesan kekeluargaan dan canda sehingga kegiatan berjalan dengan khidmat dan hangat.

Secara umum, kegiatan dimulai dengan pembukaan, kajian kitab ‘Uqudullujain, sambutan-sambutan kemudian dilanjutkan dengan ramah-tamah. Namun, berbeda dengan biasanya, pada pertemuan kali ini semakin lengkap dengan tausiah yang diisi oleh Kepala KUA Karanganyar, Bpk. Syarifudin, S.Ag, MHI.

K. Maftuhin yang didapuk sebagai pengkaji kitab Uqudullujain mensyarahkan bab tentang hormatnya istri kepada suami. Ia menjelaskan apa yang Rasulullah SAW lihat dalam perjalanan Isra’ Mi’raj terkait betapa dahsyatnya siksa seorang perempun yang tidak menutup auratnya di depan bukan mahram, menyakiti hati suaminya, yang selingkuh, tidak pernah mandi besar dan tidak menjalankan sholat, suka mengadu domba dan berbohong, hasut, iri, dengki dan yang durhaka kepada suaminya. Beliau menutup kajian dengan statemen dalam kitab bahwa sesungguhnya taatnya istri kepada suami itu ibarat anak kepada ayahnya. Karena ketaatan anak kepada orangtua adalah wajib.

Menegaskan apa yang dijelaskan K. Maftuhin, dalam sambutannya, Siti Suwarti, S.Ag, Pendamping Bid.KS, menjelaskan tentang betapa pentingnya kajian kitab tersebut sebagai bekal bagi Penyuluh Agama Bid. Keluarga Sakinah. 

Dalam kesempatan tersebut berkenan memberikan tausiah Kepala KUA Karanganyar, Bpk. Syarifudin, S.Ag, MHI.  Ajakan syukur mengawali tausiahnya. Selanjutnya Ia menegaskan bahwa para Penyuluh Keluarga Sakinah adalah musuh utama Dasim, iblis yang suka memporak-porandakan rumah tangga. 

“Sebelum Dasim menyerang rumah tangga yang lain, rumah tangga Penyuluh Keluarga Sakinah dulu yang diserang olehnya. Maka penyuluh harus lebih kuat dari Dasim.”ujarnya.

“Penyuluh harus membekali diri dengan pengetahuan yang mumpuni, minimal hafal ayat-ayat utama tentang Keluarga Sakinah dengan kaidah bacaan yang benar. Karena ukuran keilmuan yang dimiliki seorang penyuluh menurut masyarakat barometernya adalah itu.” Imbuhnya.

Lebih jauh Ia menekankan pentingnya referensi otoritatif yang dimiliki Penyuluh.

“Jangan sampai penyuluh menyampaikan hal tanpa referensi yang jelas karena akan menjadi dosa jariyah.” Tukasnya.

Ia juga menyoroti tentang term sakinah yang menurutnya multitafsir. Namun pada dasarnya Keluarga sakinah itu bukan keluarga yang tanpa ada pertengkaran, tapi keluarga yang ketika ada pertengkaran muaranya adalah perdamaian.

Untuk menyemangati Penyuluh, Ia menyisipi pula dengan kisah Muhammad Ali, petinju legendaris yang sekuat apapun ia tetap membutuhkan pelatih karena dalam diri manusia ada ‘blind spot’, titik lemah. Menurutnya, disitulah pentingnya pertemuan rutin Penyuluh agar saling bertukar informasi dan referensi sehingga dapat meminimalisir titik lemah yang dimiliki masing-masing penyuluh.

“Namun, jangan hanya berhenti pada titik ini. Harus dilanjutkan dengan langkah-langkah aplikatif yang tidak sekedar teoritis.” Imbuhnya.

Informasi penting tentang Piloting Pusaka Keluarga Sakinah mencakup dua KUA yaitu Kecamatan Bojongsari dan Karanganyar juga ia tambahkan agar semua pihak siap dan turut serta mensukseskannya.

Kegiatan ditutup dengan ramah tamah yang tentu saja hangat dalam suasana kekeluargaan.

Minggu, 06 Desember 2020

Tingkatkan Kompetensi, Penyuluh KUA Mrebet 1 Belajar Dakwah Via Medsos

Tingkatkan Kompetensi, Penyuluh KUA Mrebet 1 Belajar Dakwah Via Medsos

Para penyuluh khidmat mengikuti pelatihan via proyektor

Mrebet, 07 Desember 2020

Bertempat di lantai 2 gedung KUA Mrebet 1, Penyuluh berinisiatif belajar bareng dakwah melalui Medsos. Kegiatan yang diinisiasi oleh Kankemenag Kabupaten Purbalingga tersebut diadakan secara daring melalui aplikasi google meet. Dimulai pukul 08.00 wib pagi hari ini.

Kegiatan tersebut sebenarnya bisa diikuti per individu penyuluh baik dengan media HP atau Laptop. Namun, agar dapat diikuti oleh semua penyuluh dengan jelas maka disepakati dengan media proyektor. 

Fajar Bakhrun Najkhi, S.Kom dari SMKN 1 Kutasari selaku Fasilitator memberikan materi dengan sangat gamblang dan dengan sabar menjawab semua pertanyaan dari peserta. Kegiatan kali ini memang lebih mengedepankan dialog karena merupakan lanjutan dari kegiatan sebelumnya yang dilakukan secara offline.

Penyuluh KUA Mrebet 1 berharap kegiatan ini dapat difollow up ditingkat KUA agar kompetensi penyuluh semakin meningkat, terlebih menghadapi era dakwah digital sekarang ini. 

Selasa, 10 Maret 2020

MUADZIN SHOLAT JUM'AT, INI DIA TATA CARANYA

Pelaksanaan Sholat Jumat di Masjid Istiqlal.

Purbalingga, Cak Nur News.
Sebagai penganut Madzhab Syafi'i, mayoritas masjid di Indonesia masih lestari Jum'atan (Sholat Jum'at) dengan dua kali adzan.

Adzan dua kali pada Sholat Jum'at bukan hanya berlaku di Indonesia namun juga di berbagai belahan dunia, termasuk di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi hingga sekarang.

Hal tersebut sudah berlaku semenjak masa sahabat Utsman bin Affan RA.

Sebagaimana dijelaskan oleh Jalaluddin al-Suyuthi dalam Nurul Lum’ah fi Khashais Jum’ah bahwa selain shalat shubuh adzan dua kali juga boleh dilakukan sebelum shalat Jum’at. Sebagaimana shalat shubuh, tujuan adzan pertama ialah untuk mengingatkan orang agar segera datang ke masjid, dan adzan kedua menjadi petanda masuknya waktu shalat.

Dalam Shahih Bukhari dijelaskan, dahulu pada masa Rasul dan masa Khalifah Abu Bakar serta Umar bin Khatab adzan Jum’at dikumandangkan ketika imam duduk di atas mimbar. Namun pada masa Utsman bin Affan, umat Islam sudah mulai banyak. Utsman pun menambah adzan Jum’at menjadi dua kali.

Salah satu ciri khas Jum'atan di masjid yang melestarikan tradisi adzan dua kali di Indonesia adalah bacaan yang dibaca oleh Muadzin.

Berikut ini adalah bacaan muadzin Sholat Jum'at yang penulis sarikan dari beberapa sumber terpercaya.

1. Membaca doa pengantar sebelum melakukan adzan pertama:

سُبْحَانَ اللهِ وَاْلحَمْدُلِلهِ وَلاَاِلٰهَ اِلاَّاللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ. وَلاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَاِلاَّبِااللهِ اْلعَلِيِّ اْلعَظِيْمِ . اَعُوْذُبِاللهِ مِنَ الشَّيْطٰنِ الرَّجِيْمِ. وَمَنْ اَحْسَنُ قَوْ لاًمِّمَّنْ دَعَااِلَى اللهِ وَعَمِلَ صَالِحًاوَّقَالَ اِنَّنِيْ مِنَ اْلمُسْلِمِيْنَ . قُلِ ادْعُوااللهَ اَوِادْعُواالرَّحْمٰنَ اَيًّامًّاتَدْعُوْافَلَهُ اْلاَسْمَآءُاْلحُسْنٰى . وَلاَتَجْهَرْبِصَلاَتِكَ وَلاَتُخَافِتْ بِهَاوَابْتَغِ بَيْنَ ذٰلِكَ سَبِيْلاً . وَقُلِ الْحَمْدُلِلهِ الَّذِ يْ لَمْ يَتَّخِذْوَلَدًاوَّلَمْ يَكُنْ لّهٗ شَرِيْكٌ فِى الْمُلْكِ وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ وَلِيٌّ مِّنَ الذُّ لِّ وَكَبِّرْهُ تَكْبِيْرًا . اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلىٰ سَيِّدِنَامُحَمَّدٍوَعَلىٰ آلِ سَيِّدِنَامُحَمَّدٍ
Do'a tersebut boleh hanya dibaca singkat sebagaimana berikut ini :
سُبْحَانَ اللهِ وَاْلحَمْدُلِلهِ وَلاَاِلٰهَ اِلاَّاللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ. وَلاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَاِلاَّبِااللهِ اْلعَلِيِّ اْلعَظِيْمِ . اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلىٰ سَيِّدِنَامُحَمَّدٍوَعَلىٰ آلِ سَيِّدِنَامُحَمَّدٍ

2. Setelah membaca doa pengantar,  muadzin mengumandangkan adzan pertama. Adzan pertama dikumandangkan lebih panjang dari adzan kedua.

3. Setelah adzan selesai, para jamaah melakukan sholat sunnah qobliyah jum’at. Selepas itu, muadzin kembali berdiri untuk membaca bacaan berikut ini:

مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ وَزُمْرَةَ الْمُؤْمِنِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ ، رُوِيَ عَنْ اَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، اَنَّهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اِذَا قُلْتَ لِصَاحِبِكَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ اَنْصِتْ وَالْاِمَامُ يَخْطُبُ فَقَدْ لَغَوْتَ ، وَمَنْ لَغَا فَلَا جُمْعَةَ لَهُ ، اَنْصِتُوْا وَاسْمَعُوْا وَاَطِيْعُوْا رَحِمَكُمُ اللهُ ×٣
4. Di saat khatib akan menaiki mimbar, muadzin mengiringi dengan membaca sholawat nabi

اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ . اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ . اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ
5. Setelah itu, muadzin membaca doa berikut ini:

اَللّٰهُمَّ قَوِّ اْلإِسْلاَمَ, مِنَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ , وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ , اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ , وَانْصُرْهُمْ عَلَى اْلمُعَانِدِّيْنَ . يَارَبِّ اخْتِمْ لَنَا مِنْكَ بِالْخَيْرِ , وَيَاخَيْرَ النَّاصِرِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
6. Selanjutnya, setelah khotib memberi salam, muadzin mengumandangkan adzan kedua, adzan kedua ini baiknya lebih pendek dari adzan pertama.

7. Setelah adzan, khotib berdiri untuk berkhutbah. Saat khotib berkhutbah, para jamaah harus tenang dan diam mendengarkan khotib. Dan pada waktu khotib duduk antara dua khutbah, muadzin membaca sholawat, sholawat yang umum digunakan adalah seperti ini:

اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ ، وَزِدْوَاَنْعِمْ وَتَفَضَلْ وَبَارِكْ ، بِجَلَالِكَ وَكَمَالِكَ عَلٰى زَيْنِ عِبَادِكْ ، وَاَشْرَفِ عِبَادِكَ ،  سَيِّدِاْلعَرَبِ وَاْلعَجَمِ ، وَاِمَامِ طَيْبَةَوَاْلحَرَمِ ، سَيِّدِنَاوَمَوْلَانَا مَحَمَّدٍ وَّعَلىٰ آلِهٖ وَصَحْبِهٖ وَسَلِّمْ وَرَضِيَ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالىٰ عَنْ كُلِّ صَحَا بَةِ رَسُوْلِ اللهِ اَجْمَعِيْنَ
Pada waktu khotib duduk diantara dua khutbah adalah waktu yang mustajab, karena itu, para jamaah dianjurkan untuk berdoa. Kemudian khotib berdiri lagi untuk khutbah kedua.

8. Setelah khotib selesai berkhutbah, muadzin berdiri lagi untuk iqomah.

Demikian bacaan muadzin sholat Jum'at yang lazim dibaca. Semoga bermanfaat untuk menambah hazanah keilmuan kita. Dan menjadi bekal bagi anda yang menjadi muadzin.

Minggu, 08 Maret 2020

PEMBUKAAN KONFERENSI MWCNU DAN KONFERANCAB MUSLIMAT NU MREBET SUKSES DIGELAR

PEMBUKAAN KONFERENSI MWCNU DAN KONFERANCAB MUSLIMAT NU MREBET SUKSES DIGELAR

Gedung NU Mrebet penuh sesak dengan peserta konferensi

Mrebet, Cak Nur News.
Gedung NU Mrebet pagi ini 08/03/2020 penuh sesak oleh ratusan peserta Konferensi MWCNU dan KONFERANCAB Muslimat NU Mrebet.

Perhelatan konferensi ini bukanlah seremonial belaka, namun lebih dari itu. Ia adalah bukti berjalannya roda organisasi MWCNU dan PAC Muslimat NU Kecamatan Mrebet.

Abdul Mujib selaku Ketua Panitia Konferensi MWC memaparkan bahwa konferensi ini dihadiri oleh seluruh perwakilan ranting dari 19 desa yang ada di Kecamatan Mrebet. "Konferensi ini dibiayai secara mandiri dari kas yang dimiliki oleh MWCNU Mrebet."pungkas Abdul Mujib.

Ada sekira 80 peserta Konferensi MWCNU yang hadir dan 200 selebihnya adalah peserta Konferancab Muslimat NU.

Tampak salah satu peserta sedang mengisi daftar hadir.

Pada kesempatan yang sama, Ahmad Muhdir, Ketua PCNU Purbalingga mengapresiasi kesuksesan panitia dalam menyelenggarakan konferensi ini dan berharap agar ke depan gerakan kemandirian NU semakin maju.

Konferensi dibuka secara resmi oleh Ketua PCNU Purbalingga, KH. Ahmad Muhdzir, S.Ag., MM.

Sabtu, 07 Maret 2020

10 Tahun Berhibernasi, Badko TPQ Purbalingga Bangkit Kembali


Ustadz Syarif sedang menyampaikan sambutannya dalam Musda Badko TPQ

10 TAHUN BERHIBERNASI, BADKO TPQ PURBALINGGA BANGKIT KEMBALI

PURBALINGGA, Cak Nur News.
Badko TPQ sebagai wadah yang mengkoordinasikan Guru-guru TPQ sudah tidak diragukan lagi kontribusinya bagi kemajuan pendidikan al-Qur'an di Indonesia. Namun demikian tidak semua daerah kepengurusannya aktif.

Seperti di Purbalingga, sejak dilantik 10 tahun yang lalu selama itu pula Badko TPQ Kab Purbalingga seakan jalan ditempat. Hal tersebut disampaikan oleh   Ustadz Syarif Hidayat dalam sambutannya selaku Ketua panitia MUSDA BADKO TPQ KAB.PURBALINGGA yang dilaksanakan pada Sabtu,7/03/2020 bertempat di pendopo Cahyana Purbalingga.

Musda Badko TPQ Kabupaten Purbalingga 2020 ini merupakan tanda kembangkitan kembali Badko TPQ setelah sekian lama berhiberbasi.

Untuk mengawali kegiatan tersebut dilaksanakan pengukuhan Badko TPQ kecamatan se-kabupaten Purbalingga yang dikukuhkan oleh Ketua I Badko TPQ Jawa Tengah, Ustadz Fauzan.

Pembukaan Musda juga dihadiri oleh Bupati Purbalingga ibu Hj. Diyah Hayuning Pratiwi, SE., B.Econ., MM.

Dalam sambutannya beliau sangat mengapresiasi kegiatan tersebut dan berharap agar Badko TPQ dapat saiyeg saeko proyo bis holobis kuntul baris dengan Pemerintah Kabupaten Purbalingga dalam mensukseskan Visi dan Misi Kabupaten Purbalingga yang berakhlakul karimah.

Pada kesempatan tersebut Bupati juga menyampaikan bahwa beliau akan menganggarkan dalam anggaran perubahan tahun 2020 dana hibah sebesar 200 juta rupiah untuk Badko TPQ.

Peserta yang hadir dalam pembukaan sebanyak 540 orang dari 18 kecamatan di Purbalingga.

Seusai Pembukaan dilanjutkan acara inti Musda dengan agenda utama pemilihan ketua Badko TPQ Kabupaten Purbalingga.
GELAR KONFERENSI, MWCNU MREBET SIAP REORGANISASI

Mrebet, Cak Nur News.
Gegap gempita suasana konferensi kian terasa. Persiapan demi persiapan terus dimatangkan oleh panitia.

Sahabat Ansor Banser memasang banner Selamat Datang peserta konferensi MWCNU Mrebet.

Sahabat-sahabat Ansor Banser terlihat sedari kemarin memasang bendera di sekitaran gedung NU Mrebet. Banner pun sudah di pasang di arena konferensi.

Konferensi MWCNU Mrebet akan digelar besok Ahad, 08/03/2020. Pembukaan dilaksanakan di Gedung NU Mrebet, sedangkan acara konferensi bertempat di Masjid Baitul Muttaqin Jumbren.

Kyai Mujib selaku ketua panitia menuturkan bahwa pada Pembukaan, Konferensi akan dihadiri oleh Ketua PCNU Kabupaten Purbalingga, Forkompincam Kecamatan Mrebet, Ketua PAC Muslimat, Fatayat dan GP Ansor Kecamatan Mrebet serta 4 orang delegasi dari masing-masing Pengurus Ranting se-Kecamatan Mrebet.

Undangan sudah disebar sejak Jum'at, 06/03/2020 kemarin.

Ketua MWCNU Mrebet, KH. Kosimunanto ketika penulis temui di kediamannya menyampaikan bahwa sebenarnya Ia masih menjabat sampai akhir tahun ini, namun karena pertimbangan kesehatan beliau meminta agar konferensi dipercepat.

Beliau berharap penerusnya nanti mampu melanjutkan apa yang telah diperjuangkan oleh jajaran pengurus sekarang.

Sabtu, 09 Agustus 2014

Harmoni Warga Desa dan Sandiwara Para Penguasa (Siremeng Menyambut HUT RI Ke-69)





Harmoni Warga Desa dan Sandiwara Para Penguasa
(Siremeng Menyambut HUT RI Ke-69)

17 Agustus bukanlah hari biasa, karena pada tanggal yang sama 69 tahun yang lalu, tepatnya pada 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia memperoleh kemerdekaannya. Kemerdekaan merupakan karunia besar dari Alah SWT yang sudah sepatutnya kita syukuri. Karena tanpa kemerdekaan kita tidak dapat tenang beribadah dan memperoleh segala fasilitas serta kemudahan seperti yang ada sekarang.
Sebagai salah satu bentuk syukur nikmat kemerdekaan, warga Negara Indonesia dari Sabang sampai Merauke berlomba-lomba untuk menyambut 17 Agustus dengan berbagai macam hiasan dan kegiatan. Tak ketinggalan pula warga desa Siremeng kecamatan Pulosari kabupaten Pemalang yang dengan sangat antusias menyambut 17 Agustus. 


Sudah semenjak awal bulan Agustus warga desa Siremeng terlihat sibuk menghiasi jalan-jalan desa dengan aneka hiasan. Semua pihak terlibat, baik ibu-ibu, bapak-bapak, para remaja maupun anak-anak. Ibu-ibu sibuk memasukkan air yang sudah diberi aneka warna ke dalam plastik kecil yang dibuat berbagai macam bentuk. Bapak-bapak menyiapkan bambu bercabang untuk hiasan dan bambu lurus untuk tiang bendera. Para remaja sibuk memasang bendera merah putih kecil yang dipasang zigzag sepanjang jalan dan membuat gapura pemisah antar RT. Anak-anak pun tak mau ketinggalan ikut bersuka ria kesana kemari membantu ibu-ibu dan para remaja.


Sungguh suatu pemandangan yang menakjubkan dan menyentuh hati melihat betapa kompak dan gembiranya mereka menyambut hari kemerdekaan Republik Indonesia. Suatu keadaan yang meniscayakan betapa cintanya mereka terhadap NKRI. Suatu sikap yang melandaskan pada sebuah ungkapan bahwa cinta tanah air adalah sebagian dari iman. Mereka menyadari bahwa cinta tanah air adalah bagian dari tanggungjawab sebagai insan beragama sehingga bagi mereka menyambut 17 Agustus adalah salah satu wujud manifestasi iman dalam bentuk syukur atas nikmat kemerdekaan yang diberikan oleh Allah SWT.
Melihat hal di atas, rasa-rasanya sangat kontras dengan pemberitaan-pemberitaan di televisi yang mempertontonkan betapa tidak harmonisnya petinggi-petinggi kita. Mereka terus saling sikut berebut kekuasaan, sampai lupa bahwa Negara ini diperjuangkan oleh para pahlawan untuk bisa bersatu. Mungkin, setelah Pilpres 2014 usai, para petinggi negeri ini perlu berkunjung ke desa-desa agar mereka bisa belajar tentang kerukunan, tentang ke-Bhineka Tunggal Ika-an dan kecintaan terhadap Indonesia seperti yang selama ini mereka gembor-gemborkan. Dan sesekali, warga desa Siremeng juga ingin dikunjungi oleh Presiden dan para menteri-menterinya. Maklum, semenjak negeri ini merdeka tak pernah ada satu Presiden atau menteri pun yang menginjakkan kaki di desa yang damai ini.

#NurKholisMasjid4BetterIndonesia